Monday, January 16, 2017

,

The Sun Is Also a Star - Nicola Yoon


Blurb:

Natasha: I’m a girl who believes in science and facts. Not fate. Not destiny. Or dreams that will never come true. I’m definitely not the kind of girl who meets a cute boy on a crowded New York City street and falls in love with him. Not when my family is twelve hours away from being deported to Jamaica. Falling in love with him won’t be my story.


Daniel: I’ve always been the good son, the good student, living up to my parents’ high expectations. Never the poet. Or the dreamer. But when I see her, I forget about all that. Something about Natasha makes me think that fate has something much more extraordinary in store—for both of us.


Every moment in our lives has brought us to this single moment. A million futures lie before us. Which one will come true?






Non-spoiler summary


The Sun Is Also a Star bercerita tentang satu hari yang mengubah hidup Natasha dan Daniel. Mereka berdua dipertemukan oleh serangkaian kejadian yang awalnya sama sekali enggak mereka sangka bakal mengarahkan mereka ke satu sama lain dan sekaligus mengubah hidup mereka.

Maksud saya, ini cerita beneran SATU HARI lho. SA-TU HA-RI. Dan bisa menghasilkan satu cerita yang LUAR BIASA ohmigod : " Saya aja gak nyangka apalagi Daniel sama Natasha wkwk.



Jadi biar saya ceritain secara singkat dulu ya. Awalnya, keluarga Natasha itu terancam dideportasi dari Amerika, padahal buat Natasha, Amerika itu udah kayak rumahnya sendiri. Dia enggak mau pergi. Jadi dia berusaha keras buat tetep di Amerika--tetep di rumahnya walaupun rumahnya enggak nerima dia.

“It’s hard trying to hold on to a place that doesn’t want you.”




Nah, pas Natasha lagi berusaha buat bikin keluarganya enggak jadi dideportasi, dia ketemu Daniel.

Daniel hari itu lagi mau wawancara buat masuk Universitas Yale--buat sekolah kedokteran. Aslinya sih, Daniel enggak mau, itu kemauan orangtuanya. Daniel sendiri aslinya lebih suka nulis-nulis puisi aja.

Singkatnya, Daniel kenalan sama Natasha. Awalnya tuh, mereka sama sekali enggak nyambung karena Natasha itu orangnya bener-bener realistis, dia enggak percaya takdir, dreams, dan sebagainya. Jadi dia ngejalanin hidup apa adanya aja. Sementara Daniel kebalikannya banget. (Nanti saya bahas lagi di bagian karakter.)

“Having dreams never killed anybody.” 

Nah, intinya, mereka kemudian mengalami satu hari yang luar biasa. Satu hari yang cukup mengubah mereka. Satu hari--yang walaupun mereka tahu enggak bakal jadi selamanya--mereka tetep jalanin.


((saya ngomong apa sih))

Writing

Saya suka banget! Kayak yang saya bilang waktu saya nge-review Everything, Everything, saya suka banget sama tulisannya Nicola Yoon! Kayak indah gitu (?)




Terus ya saya suka BANGET sama sudut pandang-sudut pandang di buku ini. Selain dua sudut pandang Natasha dan Daniel, di sini juga ada sudut pandang dari karakter-karakter yang biasanya tuh cuma numpang lewat doang. Gara-gara itu, setiap orang di buku ini kelihatan hidup--punya masalah sendiri, punya perasaan, punya dunia sendiri, dll. Keren deh pokoknya!

Baca lewat sudut pandang Natasha sama Daniel juga asyik! Terasa gitu perubahannya. Hehe.

“When Natasha thinks about love, this is what she thinks: nothing lasts forever. Like hydrogen-7 or lithium-5 or boron-7, love has an infinitesimally small half-life that decays to nothing. And when its gone, its like it was never there at all.” 

DAANNN saya juga suka sama semacam selingan (?) yang ditaruh di buku ini. Misalnya fakta tentang rambut, mata, love, dll. Suka banget! Bener-bener bikin mikir parah.



Characters

Di bagian ini saya cuma bakal bahas Natasha sama Daniel aja ya. Okok. Here we go.



Natasha. Kayak yang saya bilang tadi, Natasha ini orangnya realistis banget. Pokoknya, dia cuma hidup buat apa yang terjadi sekarang. Dia ngelihat apa yang terjadi sekarang itu, bukan sebagai sesuatu yang udah ditakdirkan dari dulu. Dia lebih suka ngelakuin hal-hal yang udah jelas dan dia rencanakan. Kebayang lah ya, karakternya kayak apa. Sinis banget sama hidup gitu.

“I wonder if she realizes how passionate she is about not being passionate.” 

Nah, kalau Daniel itu kebalikannya. Dia suka nulis puisi dan dia punya mimpi-mimpi. Tapi masalahnya, orangtuanya pengin dia jadi dokter dan bersikap realistis. Tapi menurut Daniel, ngapain kita bersikap realistis dan hidup gitu-gitu aja.

“We are capable of big lives. A big history. Why settle? Why choose the practical thing, the mundane thing? We are born to dream and make the things we dream about.” 

Wayolo. Bertolak belakang banget kan, ya. Belum lagi kalau ngelihat rasnya. Natasha itu Jamaica-America. Sedangkan Daniel itu Korea-America. Makanya pas mereka jalan-jalan tuh, kelihatan aneh banget.

"Well, I'd rather be naive than whatever it is you are. You only see things that are right in front of your face."

"Better than seeing things that aren't there."

Plot


Saya udah bilang kan di atas, kalau cerita ini itu cuma terjadi dalam satu hari dan saya suka banget! Satu hari itu bisa lewat dengan biasa-biasa aja, atau bisa sangat luar biasa kayak yang dialami Natasha dan Daniel. 

“Sometimes your world shakes so hard, it's difficult to imagine that everyone else isn't feeling it too.” 

Satu hari--yang walaupun mungkin--bertahun-tahun kemudian rasanya kayak cuma kenangan buram, dan berdebu, tapi jelas udah mengubah beberapa hal di dalam diri Natasha sama Daniel.
“There’s a Japanese phrase that I like: koi no yokan. It doesn’t mean love at first sight. It’s closer to love at second sight. It’s the feeling when you meet someone that you’re going to fall in love with them. Maybe you don’t love them right away, but it’s inevitable that you will.” 

Menurut saya, cerita romance antara Natasha sama Daniel itu agak-agak insta-love gitu. Tapi saya enggak terlalu masalah, sih. Karena yang saya suka banget dari novel ini bukan cerita romance-nya. Tapi cerita tentang hidupnya hehe. Bikin kita mikir kayak, "Oh, iya, ya" gitu. Bagus lah pokoknya! : )

“You can be cynical all you want, but many a life can be saved by poetry.”

Saya juga suka sama gimana Nicola Yoon mengemas (bukan mengembak. emang kambing.) kejadian-kejadian biar bisa berhubungan dan sama sekali enggak maksa. 

Other things

Kalau saya disuruh bandingin antara The Sun Is Also a Star sama buku pertama Nicola Yoon--Everything, Everything--saya bakal lebih milih The Sun Is Also a Star ini. Menurut saya, Everything, Everything itu bagus (BANGET), kata-katanya bagus, ada ilustrasinya, dan bikin saya mikir dan bersyukur juga. Tapi secara keseluruhan, ide cerita buat Everything, Everything enggak seunik ide cerita ini. 

Di buku ini, selain idenya unik, dikemasnya juga dengan menarik gitu lho. Ah, asyik, lah pokoknya! hehe.

Overall

Secara keseluruhan, saya suka banget! Walaupun agak insta-love gimanaa gitu, tapi saya tetep suka parah! Bacaan wajib buat para penggemar Young-Adult di luar sana! : )




Quotes

((ini aslinya bakal banyak. Jadi enggak mungkin semuanya masuk wkwk))

“The trouble with getting your hopes too far up is: it's a long way down.” 

--

“People make mistakes all the time. Small ones, like you get in the wrong checkout line. The one with the lady with a hundred coupons and a checkbook.


Sometimes you make medium-sized ones. You go to medical school instead of pursuing you passion. 


Sometimes you make big ones.


You give up.”  

--

"Names are powerful things. They act as an identity marker and a kind of map, locating you in time and geography. More than that, they can be a compass."

--

“It's better to see life as it is, not as you wish it to be. Things don't happen for a reason. They just happen.” 

--

“Maybe part of falling in love with someone else is also falling in love with yourself.”

--

“Stars are important," I say, laughing.


"Sure, but why not more poems about the sun? The sun is also a star, and it's our most important one. That alone should be worth a poem or two.”  


Stars

Terakhir, saya kasih 5 dari 5 bintang buat Natasha dan Daniel yang udah nyanyi (dan ehem) di norebang--Karaoke ala Korea! : )



8 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. insta-love itu kayak misalnya dua orang baru ketemu, tapi langsung nganggep satu sama lain itu soulmate, terus ya mikirnya jauh gitu deh hahaha. Btw, Everything, Everything juga bagus lhoo : )

      Delete
  2. Beli bukunya di mana, Kak?

    ReplyDelete
  3. kak, aku ijin repost reviewnya di web kami ya :)

    ReplyDelete
  4. Dari dulu nyari ulasan yang emg bisa bantuin milih antara everything everything sama novel ini wkwkwk dan akhirnya nemu blog ini.

    ReplyDelete
  5. Kak punya novel bahasa Indonesia the sun is also a start bentuk pdf gak? Aku beli novel yg bahasa Inggris kurang paham, please bantu pengen banget baca 🙏

    ReplyDelete