Friday, June 23, 2017

,

Magic Banana - Ninna Lestari


Judul: Magic Banana
Penulis: Ninna Lestari
Proofreader: M. Aditiyo Haryadi
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



Blurb:

Hari-hari Alfa berubah sendu saat Alfi, saudari kembarnya, meninggal karena kecelakaan. Selama bertahun-tahun Alfa diliputi kesedihan, sampai akhirnya ia bertemu siswi baru bernama unik: Banana. Keberadaan cewek itu membuat sifat Alfa bangkit lagi.


Buat Alfa, mengerjai Banana memiliki kebahagiaan tersendiri. cewek nyentrik yang selalu membawa kotak makan berisi pisang itu mampu melupakan kesedihan Alfa. Sementara bagi Banana, mengenal Alfa adalah kesialan. Senior yang selalu memakai jaket dan beanie abu-abu itu selalu mengacaukan harapannya tentang masa SMA yang indah dan tenang. 


Herannya, ada saja kebetulan yang mempertemukan Alfa dan Banana. Apakah perasaan mereka akan berubah seiring pertemuan mereka, apalagi dengan rentetan kejadian yang nggak pernah mereka duga sebelumnya?

Magic Banana bercerita tentang Alfa--cowok dengan masa lalu yang bisa dibilang enggak terlalu baik, dan tentang Banana--cewek dengan nama yang unik.

Seperti yang ada di blurb-nya, ceritanya si Alfa ini kehilngan saudara kembarnya--Alfi (note: Alfi itu nama cewek, OK).

"Tadi gue denger lo nyebut-nyebut nama Alfi gitu. Dia siapa Kak? Hmm... cowok lo?" tanyanya hati-hati, takut menyinggung perasaan Alfa.


Alfa terbahak tanpa bisa dicegah. Cowok itu tak habis pikir dengan pemikiran lawan bicaranya ini. "Cowok gue? Lo pikir gue gay? Alfi itu nama cewek."




Nah, terus ceritanya maju ke dua tahun berikutnya. Alfa udah jadi agit /ea/ (baca: kelas tiga SMA) dan dia pun ngurus MOS anak kelas sepuluh yang baru masuk ke SMA dia. Saat itulah dia ketemu Banana.

Yang bikin dia pertama kali tertarik sama cewek itu, tentu aja namanya. Tapi kemudian, si Alfa jadi keterusan ngisengin Banana habis kalau ngisengin dia tuh, kayak ada kesenengan sendiri buat Alfa.

Tentu aja si Banananya jadi kesel setengah mati sama Alfa. Nah, tapi, lama-lama, kok, Banana jadi ngerasa ada sesuatu yang lain kalau lagi sama Alfa? Apalagi, sejak dia tahu masalah-masalah Alfa dan dia sadar kalau Alfa itu enggak seburuk yang dia kira.

"Sejujur-jujurnya air mata, adalah air mata cowok."

Dan Alfa juga ngerasa kalau Banana itu mirip Alfi di beberapa hal dan deket sama Banana bikin dia seneng.

"Nggak selamanya yang tampak buruk di luar, buruk juga di dalam. Kita cuma perlu meluangkan sedikit waktu untuk memahami. Karena kita nggak bakal pernah tahu, rasa apa yang seseorang tawarkan untuk kita cecap saat mengenalnya. Entah itu manis, bahagia, atau mungkin cinta."




Oke, tapi sebenernya, selain cerita tentang Alfa-Banana, novel ini juga bercerita tentang beberapa masalah lain. Ada tentang sahabatnya Banana, keluarganya Alfa, dan yah... pokoknya gitu, deh. Hehe. Kelanjutan ceritanya silakan dibaca sendiri ya x D.

Jadi, okeoke, saya sebenernya udah pengin beli buku ini dari sejak pertama terbit, karena saya tertarik sama cover-nya (haha iya, I do judge a book by its cover) dan blurb-nya juga menarik. Tapi saya baru kesampaian beli dan baca sekarang.

Sebenernya ini emang model buku yang dari awal juga udah ketahuan ending-nya bakal gimana, tapi tetep menarik dan asyik buat diikuti ceritanya. Gaya nulisnya pun enak jadi bacanya cepet yaay.

Saya juga suka banget interaksi antara Alfa-Banana. Lucu-lucu ngegemesin gimana gitu (?) tapi enggak lebay, wkkw.

Tapi ada beberapa hal yang bikin saya bingung, sih. Salah satunya, entah kenapa, menurut saya, tokoh Banana itu terlalu... perfect? 


ea.

HAHA, ok, enggak perfect banget yang kayak gimana gitu sih (?), tapi dari awal sampai akhir, saya bener-bener enggak nemuin kekurangan Banana. Nih ya, Banana itu:

1. Pinter (katanya lima besar terus sejak SMP).
2. Punya sahabat deket yang perhatian sama dia (Giska, Nala, dan di SMA ditambah Tio).
3. Cantik (Alfa yang bilang).
4. Keluarganya harmonis (Banana sendiri yang bilang).
5. Punya kakak yang ganteng (Banana juga yang bilang).
6. Bisa bijak, serius, dan bercanda pada tempatnya.
7. Patuh dan berbakti kepada orangtua.
8. Dll.

Maksud saya, oke, mungkin punya nama 'Banana' itu bisa dianggap kekurangan karena dia bilang sendiri, orang-orang suka enggak yakin itu namanya dia. At some point, itu ngeselin, emang. Tapi sebenernya, itu enggak bisa dibilang kekurangan juga karena namanya itu yang jadi keunikannya dia (bahkan itu yang bikin Alfa pertama kali tertarik, kan?). Kalau namanya bukan Banana, ini cewek bakal yah... biasa-biasa aja.

Oke, lanjut! 

Ini ada beberapa hal lagi yang bikin saya bingung:



mungkin maksudnya namanya terdiri dari satu kata...? Bukan satu suku kata?


((pas baca ini saya berkali-kali ngitung suku kata nama Banana haha. Perasaan kan ada tiga....))

Dan ada beberapa kesalahan yang sepele, sih. Kayak misalnya:


mungkin lebih enak kalau jadi: 'mata hitamnya'...?
 Dan..


*Alfa


Oke, oke, segitu dulu aja, ya. Ini ada beberapa kutipan yang saya suka dari novel Magic Banana:

"Gue nggak peduli mau dipandang kayak apa pun oleh siapa pun, itu kan hak mereka. Dan hak gue itu melakukan apa pun yang gue suka dengan nyaman, selama hal itu masih berada di batas wajar dan nggak ngerugiin orang lain."

--


"Kesederhanaan selalu jauh lebih bermakna dibanding kemewahan yang melenakan."

--

"Cowok itu emang makhluk visual, tapi bukan berarti kami menjadikan penampilan sebagai patokan utama dalam memilih pasangan. Kalau udah jatuh cinta, kami nggak bakal peduli sama fisik atau apa pun." 

--

 "Ada beberapa luka yang saking menyakitkannya sampai-sampai untuk diucapkan pun terasa begitu susah, seolah ribuan duri tajam bakal ikut keluar melewati tenggorokan kalau dipaksakan. Tapi memendam luka sendirian pun hanya akan menambah beban, bertumpuk dengan luka-luka baru yang nggak bisa kita cegah datangnya, sampai-sampai rasa sakit itu bakal makin sulit disembuhkan. Dari sanalah, menulis diperlukan untuk meluapkan rasa yang nggak sanggup diucap lewat kata."

--

"Nal, manusia itu indah dengan keunikannya masing-masing, jadi lo nggak perlu terlalu berusaha mengubah diri lo cuma demi terlihat menarik di mata orang lain karena itu melelahkan." 


--

"Yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah bagaimana cara mereka mau memperbaiki dan belajar dari kesalahan yang mereka buat di masa lalu."



Overall, saya suka sama novel ini. Walaupun ringan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari dalam novel ini.

Terakhir saya kasih 3.5 dari 5 bintang buat Pisang Berjalan yang suka makan pisang, hehe : D.








2 comments:

  1. Suka sama novel ini. Tp menurutku ada beberapa bagian yg bikin kurang sreg. Misal, bagian yang Banana terlalu ikut campur urusan keluarga Alfa itu agak nyebelin wkwk. Terus lagi, kan karakter mamanya alfa sama Alfa sendiri kan keras ya, tapi kok rasanya cepet banget maaf in "kelakuan" papanya? Kurang greget sih menurutku. Karena kalo jadi Alfa sama mamanya, mungkin aku gak akan semudah itu maafin si Papa ini wkwk :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iyaa. Cukup bagus, tapi memang masih ada beberapa kekurangan :)

      Delete