Sunday, September 25, 2016

,

Spring in London - Ilana Tan


Judul: Spring in London
Penulis: Ilana Tan
Ilustrasi & desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-21, Februari 2016



Blurb:

Gadis itu tidak menyukainya. Kenapa? 


Astaga, ia—Danny Jo—adalah orang yang baik. Sungguh! Ia selalu bersikap ramah, sopan dan menyenangkan. Lalu kenapa Naomi Ishida menjauhinya seperti wabah penyakit? Bagaimana mereka bisa bekerja sama dalam pembuatan video musik ini kalau gadis itu mengacuhkannya setiap saat? Kesalahan apa yang sudah dia lakukan? 


Bagaimanapun juga Danny bukan orang yang gampang menyerah. Ia akan mencoba mendekati Naomi untuk mencari tahu alasan gadis itu memusuhinya. 


Tetapi ada dua hal yang tidak diperhitungkan Danny. Yang pertama adalah kemungkinan ia akan jatuh cinta pada Naomi Ishida yang dingin, misterius, dan penuh rahasia itu. Dan yang kedua adalah kemungkinan ia akan menguak rahasia gelap yang bisa menghancurkan mereka berdua dan orang-orang yang mereka sayangi.

Spring in London bercerita tentang Naomi Ishida--seorang model keturunan Jepang-Indonesia yang tinggal di London. Di awal cerita, dia bekerja sama dengan Danny Jo--seorang model dari Korea yang ganteng, ramah dan sebagainya--untuk pembuatan musik videonya Jung Tae-Woo (iya, Tae-Woo yang di Summer in Seoul).

Tapi dari awal ketemu Danny, si Naomi ini kayak menutup diri gitu. Terus setiap kali ngelihat Danny, Naomi kelihatan agak ketakutan. 

Danny kan jadi bingung. Apa dia ngelakuin sesuatu yang salah? Apa ada yang salah dari sikap dia? Apa mukanya serem?




Haha. Gadeng. Mukanya Danny tampan dan berani, kok.


IYKWIM HAHAHAHA


Oke, balik lagi ke cerita.

Demi keberhasilan musik videonya Tae-Woo, Danny berusaha deketin Naomi dan mencoba berteman sama dia. Biar pas syuting mereka enggak kaku kayak kuku kakek kakak.

Lama-lama, Naomi mulai mau berteman sama Danny--walaupun kelihatan banget si Naomi masih agak nutup diri. Tapi ya, udah lumayan, lah. Sejak Danny ngajak Naomi makan fish and chips di taman, Naomi mulai nganggep Danny temen.

Di sisi lain, ibunya Danny itu doyan banget jodoh-jodohin Danny sama segala macem orang--dari anak temennya, keponakan temennya, dll, dll. Suatu hari, Danny dijodohin sama temennya Naomi sendiri--Miho Nakajima!





Pas Miho ketemu sama Danny, si Danny sama Naomi udah lumayan deket dan yah... udah mulai menampakkan tanda-tanda dan benih-benih perasaan (?) Ya, pokoknya begitu, lah.

Biarpun mereka udah deket, si Naomi masih agak menutup diri. Ini yang bikin Danny bingung sekaligus cemas. 

Apa yang Naomi sembunyiin? Kenapa kadang, Naomi kelihatan takut kalau di dekat cowok? Dan bagaimana akhir dari kisah mereka?

Silakan dibaca sendiri! Yuk, mari, mari.

Nah, ayo kita bahas bukunya!

Akhirnya saya baca ini juga! Wau, setelah Summer in Seoul (review baca di sini), Autumn in Paris (review baca di sini), dan Winter in Tokyo (review baca di sini), akhirnya saya menamatkan Spring in London!

Sebelum baca buku ini, saya bertanya-tanya, apa buku ini bisa mengalahkan penilaian Autumn in Paris di mata saya, tapi ternyata tidak. Hehe.

Oke, pertama, ide ceritanya klise. Tapi, klise bukan berarti jelek, ya! Bagus, kok. Unik. Dua-duanya model dan sebagainya. Tapi alurnya udah ketebak banget. Dari beberapa bab awal aja, saya udah bisa nebak kenapa Naomi begini, kenapa si anu begitu, kenapa si ini begini, dan sebagainya. Saya juga udah bisa nebak ending-nya bakal kayak gimana.




Tapi, saya tetep seneng kok bacanya. Seperti biasa, bahasanya Ilana Tan enak banget! Ngalir dan khas--ada manis-manisnya gitu (?) Berasa baca buku terjemahan.

Hal lain yang saya suka adalah karakter Chris dan Julie. Mereka berdua adalah teman satu flat Naomi di London. Saya suka banget karakter mereka berdua walaupun mereka karakter sampingan, saya tetep suka.

Sementara karakter utamanya, hm... saya biasa aja sih sama Naomi. Oh ya, omong-omong, kalau kalian belum tahu, Naomi Ishida ini saudara kembarnya Keiko Ishida dari Winter in Tokyo. Dan Naomi ini model, Keiko bukan dia mah merk jam.

Saya merasa, karakter Naomi cuma kuat di awal-awal aja--gimana dia sibuk jadi model dan sebagainya. Setelah dia kenal Danny, bagian Naomi kebanyakan ngomongin perasaan. Ok. Itu masuk akal, sih. Tapi saya aja sampai lupa lho kalau Naomi aslinya model dan dia harusnya sibuk. Wkwk. Kadang-kadang dibilang sih, dia sibuk. Tapi cuma dibilang aja, saya enggak ngerasain dia sibuk jadi model gitu. Ngerti kan maksud saya? Wkwk.

Karakter cowok di sini adalah Danny Jo--dia sempat muncul di Summer in Seoul--waktu Sandy sama Jung Tae-Woo di toko topi. Terus yah... menurut saya karakter Danny Jo biasa aja, sih. HEHE. Cuma di tengah-tengah sampai akhir buku, pas udah mulai banyak ngomongin perasaan kayak bagiannya Naomi, saya agak kehilangan karakternya dia. 

Menurut saya, satu detik dia adalah cowok tampan dan keren model iklan, detik berikutnya dia jadi cowok romantis yang rada menye.

Oke, sudah, lah.

Terus hm.. oh ya, Miho! Saya agak kecewa karena enggak ada kelanjutan cerita tentang Miho. Padahal sempat ditunjukkin Miho yang enggak akan nyerah ngejar Danny, tapi habis itu kesannya kayak... udah. Saya jadi bingung sendiri wkwk.




Hmm, terus apa lagi, ya. 

OH YA. Blurb-nya gengs.

Saya kan pernah bahas kalau blurb Summer in Seoul, sama Autumn in Paris agak berlebihan sama salah fokus gitu, dan yang ini.. hmm, yang ini menurut saya enggak terlalu, sih. Blurb-nya bener, kok. Walaupun soal video musik itu menurut saya agak salah fokus. Soalnya, waktu saya baca blurb-nya, saya pikir ini cerita bakal dominan di pembuatan video musik--ternyata enggak, tuh. Tapi ya, emang video musik itu jadi awal pemersatu Danny dan Naomi.

Selama baca buku ini, saya nemu beberapa kesalahan. Misalnya, typo sepele kayak gini:

*tanya

*sempat

Sama ini harusnya genius, bukan?



Terus, saya juga nemu beberapa kesalahan kayak gini--cuma saya taruh satu aja ya:


harusnya itu titik, bukan koma

Dan kesalahan penyebutan nama:


ini harusnya Danny, bukan Chris

harusnya Naomi, bukan Miho

Sama terakhir ada ini:


Pembuatan video musik emang ceritanya udah lewat dua tahun, kan. Terus itu di atas, Anna Jo juga bilang video musik dua tahun lalu.

Abis itu di bawah dibilang video musik tahun lalu. haha

Oke, mungkin segitu dulu. Intinya, buku ini tidak jelek tapi juga tidak bisa bikin saya merasa waw. Jadi yaa, biasa-biasa saja. 

Tetep paling suka Autumn in Paris! : """

Saya pengin bikin review tetralogi 4 musim Ilana Tan ini secara keseluruhan (dari Summer in Seoul sampai Spring in London) tapi belum tahu kapan. Doakan secepatnya yaa! HEHE.

Terakhir, saya kasih 2.5 dari 5 bintang buat fish and chips pemersatu Danny dan Naomi hahaha.



0 komentar:

Post a Comment