Friday, August 4, 2017

,

(Jejak #1) Satu Ruang - Aqessa Aninda


Judul: Satu Ruang
 Penulis: Aqessa Aninda
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo



Blurb:

Kinan mungkin sedikit berbeda dengan tipe perempuan kesukaan Satrya. Gadis itu terlalu lembut, terlihat rapuh, dan sedikit tertutup. Mata kenarinya yang senantiasa menghipnotis sering kali dirundung awan kelabu.

Sementara Sabrina mengingatkan Satrya pada sebuah sosok dari masa lalu. Gadis itu penuh semangat, humoris, dan baik hati. Matanya begitu hidup setiap kali ia menceritakan hal yang ia sukai.

Dengan Kinan, Satrya seperti bercermin. Dengan Sabrina, rasanya hari-harinya menjadi lebih cerah.

Ini adalah bagian pertama dari kisah klasik di antara 4 orang yang saling mencari, ada 3 pintu yang terketuk, 2 orang yang kehilangan dan terjebak dengan bayangan masa lalu, serta 1 pertanyaan tentang berbagi ruang.

"Kalau memang benar perasaan ini namanya sayang, kenapa menyayangimu rasanya begitu menyesakkan?"

Kalau kalian baca Secangkir Kopi dan Pencakar Langit (baca review SKdPL di sini) kalian pasti udah enggak asing lagi sama Satrya! Si ganteng yang ngenes, HAHA.





Jadi, buku ini menceritakan tentang Satrya yang sejak ditinggal Athaya karena cewek itu lebih milih Ghilman, menjomlo lagi. Satrya sadar banget, sebenarnya dia masih punya perasaan buat Alisha--sahabatnya dari sejak kuliah. Ceritanya Satrya kena friendzone gitu. Wkwk.




Athaya pun juga akhirnya lebih memilih Ghilman, karena dia sadar, dengan Satrya, dia cuma kayak jadi bayang-bayangnya Alisha.

Nah, kemudian, di awal novel ini, ceritanya Satrya ketemu Kinan. Cewek yang manis dan--menurut Satrya--mirip princess-nya Disney banget (tepatnya Princess Aurora). Dan kebetulan, Kinan ini emang suka banget sama Disney! Kinan emang model cewek yang manis-manis polos lucu gitu, hehe.

"Kayak yaaa Disney taught me to dare to dream aja."

Enggak tahunya, Satrya ketemu lagi sama Kinan sejak pertemuan pertama mereka, dan mulailah Satrya modus-modus ke Kinan. Mulai dari minta nomor telepon sampai ikutan main Tsum-Tsum HAHAHA.

Tapi, hubungannya sama Kinan enggak selancar itu. Kinan punya masa lalu sama cowok namanya Prana dan ya, bisa dibilang, Kinan belum bisa move on dari Prana--yaa, hampir sama kayak Satrya yang belum bisa move on sepenuhnya dari Alisha.

"Sesungguhnya, seseringnya Kinan dapat perhatian dari lawan jenis, dia tetaplah perempuan yang cuma bisa malu-malu kucing kalau mendadak diajak jalan sama cowok sekelas Satrya. Tapi, Kinan hanya mampu melempar kode lewat senyum dan berhati-hati untuk melangkah. Ia ingin merasakan lagi rasanya dicintai, bukan hanya dimiliki."

Terus, Satrya juga kenalan sama Sabrina. Kalau Kinan itu princess, maka, kata teman-temannya Satrya (a.k.a Geng Fogging) Sabrina itu Ibu Peri! HAHA.

Sabrina ini orangnya asik dan easy going banget sama Satrya. Cewek ini bisa ngobrolin hal-hal yang sebenarnya remeh, tapi karena diomongin sama dia, hal-hal remeh itu jadi menarik. Dan Sabrina, juga sedikit ngingetin Satrya sama Alisha--yang kelihatan 'hidup' banget dan bisa bikin kalimat-kalimat bagus buat caption foto. Sabrina juga yang bisa dibilang, ngingetin Satrya lagi sama hobi memotretnya.

"I capture moments and bring it to eternity through camera lense," balas Satrya sambil menatap Sabrina.

Nah, tapi Sabrina juga punya cerita sendiri. Jadi, Sabrina ini udah naksir sama kakak kelasnya dari SMA--namanya Abi. Nah, Sabrina sama Abi sebenarnya sempat dekat setahun sebelum Sabrina kenal Satrya, tapi karena ada masalah, hubungan Sabrina sama Abi renggang gitu, deh.

"Kalau dipikir-pikir, mau sampai kapan menunggu orang yang kita suka, suka balik sama kita kalau dia sendiri nggak tahu ketertarikan kita sama dia?! Ya jelaslah Abi nggak pernah kepikiran soal Sabrina, Abi aja nggak tahu kalau Sabrina pernah suka sama dia."

--

"First world problem banget kayaknya cewek suka sama siapa, tapi nggak kelihatan. Kita sebagai cowok mana tahu, Sab!"


Oke, jadi mungkin segini aja dulu cerita tentang bukunya, kalau mau tahu lebih banyak, ayo baca! Hehe.




Jadi, sebenarnya, cerita ini bukan lanjutannya SKdPL banget, tapi emang waktunya setelah SKdPL dan masih satu universe. Jadi ya, kalau kalian baca novel ini, tentu aja ke-spoiler SKdPL tapi menurut saya enggak apa-apa kok, karena saya juga baca Jejak dulu (novel ini judulnya Jejak di Wattpad) baru SKdPL dan tetap seru dua-duanya! HEHE.

Oke, lanjut bahas bukunya.

Saya udah nunggu-nunggu banget novel ini keluar tapi waktu pertama kali PO saya kehabisan! Jadi saya ikut PO yang kedua, dan saya suka banget sama bonus-bonus PO-nya! Lucuu hehe.

Terus yang saya suka dari novel ini adalah, karakter-karakternya! Mereka cukup konsisten dari awal sampai akhir novel (bahkan dari SKdPL). 

Di novel ini, karakter yang ditonjolkan tentu aja Satrya. Kalau di SKdPL dulu, saya lebih suka Ghilman, di novel ini, saya jadi lebih 'kenal' Satrya. Lebih kelihatan karakter aslinya dia yang sabar (setelah ditinggal nikah dua kali, haha), pendengar yang baik, dan om yang diidolakan oleh Mikha HAHA. Saya suka adegan-adegan Satrya-Mikha. Gemes sama Mikha dan Satrya juga nanggapinnya lucu, hehe.

Kalau disuruh milih antara Kinan dan Sabrina, dari dulu, saya lebih suka Sabrina, tapi tetap nge-ship Kinan-Satrya HAHA. Selain emang karakternya, saya suka juga story line-nya Sabrina. HEHE.

Tapi saya juga suka kok sama Kinan, gemes banget! Apalagi dia suka polos-polos gituu. Kalau kata Satrya, pengin dijadiin gantungan kunci dan dibawa pulang. 

.... ok, agak serem, ya.

Selain itu, saya juga suka sama karakter Radhi! Kocak banget. Apalagi pas modusin Arinka si Cewek Gopekan. Ya ampun, sampis bener HAHA.

"Jadi, Mbak sukanya apa?"

"Apa pun yang masnya nggak suka."

Radhi mengulum senyum lalu berkata, "Saya nggak suka sama diri saya sendiri, jadi Mbak gimana?"




Terus bercandaannya Geng Fogging juga lumayan menghibur, as always. (Walaupun kadang saya pusing juga sih bacanya, wkwk.)

Poin plus lagi, gaya bahasanya Kak Aqessa Aninda--ngalir banget! Sukaa! Dan enggak banyak typo juga, paling cuma ada beberapa pemakaian kata enggak baku kayak 'telfon', 'jenius', dll. (Efek diocehin tentang EBI dan KBBI mulu sama guru Bahasa Indonesia, wkwk.)

Selain itu, cukup banyak juga pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Tentang melepaskan, kebahagiaan, membuka ruang, dan pelajaran buat modus juga ada : )).

Ini ada beberapa kutipan yang saya suka dari novel ini:

"Lagian apa sih bedanya tahun baru? Hidup juga berputar gitu-gitu aja. Bikin perubahan di tengah tahun atau akhir tahun juga nggak ada bedanya, kan?"

--

"Kenapa penyesalan itu selalu menyisakan sesuatu yang kayaknya besaaar banget, mengganjal di dalam rongga dada ya, Mas?" tanya Kinan retorik.

--

"Karena waktu terus berjalan, air terus mengalir, pagi berganti malam, panas menguap berkumpul di langit menjadi hujan, matahari berganti tugas dengan bulan. Meski mereka sama-sama seperti ikan mati di sungai, hanya mengikuti arus sungai mengalir. Berharap saling bertemu di muara sungai nantinya."

--

"Kinan yang begitu cantik, membuat siapa pun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendekatinya. Tidak terkecuali Satrya. Dan ketika Satrya mulai dekat dengan dia, dia menjauhkan diri. Kalau sudah terasa jauh, Kinan seolah akan memanggil-manggil Satrya untuk mendekatinya lagi, lalu menjauhinya lagi. Gitu aja terus. Sampai hujan cokelat menyirami ladang gandum dan jadilan Coco Crunch!"




--

"Dari situ gue belajar untuk nggak pernah lupa bahwa ada aja sebagian dari harta kita yang merupakan hak orang lain. Apaaa aja. Harta itu nggak harus materi, bisa juga pengetahuan. Makanya gue juga jadi seneng ngajarin mereka," lanjut Sabrina.

--

"Lucu ya, kadang orang punya tujuan hidup ke mana tapi nggak tahu apa yang sebenarnya dicari."

--

"Akan selalu ada perempuan yang lebih dari perempuan yang ada di samping lo, Sat. It depends on your commitment. Nggak semua cinta harus dimiliki. Kadang yang lo kira matahari, tahunya cuma pelangi."

--

"Tidak ada yang mengerti. Kadang cinta tidak berwujud ciuman atau pelukan. Kadang cinta hanya berwujud dalam sebuah doa. Dan tak banyak yang menyadarinya."

--

"It's okay to be selfish, Sat. Asal lo tahu bahwa itu sesuatu yang benar-benar lo cari, benar-benar bikin lo bahagia. Bukan cuma memenuhi  kepuasan semu."

Terakhir, saya kasih 4 dari 5 bintang buat Princess Aurora dan Ibu Peri. Enggak sabar nunggu Dua Jejak (lanjutannya Satu Ruang ini).



0 komentar:

Post a Comment